Minggu, 26 Juni 2011

TAJUG / TAJUB

TAJUG / TAJUB
Dulu bentuk Tajug / Tajub ini hanya berupa “Pundhen / Cungkup” yang artinya tempat untuk “memundhi” ( memuja ) para arwah leluhur. Sedangkan cikal bakal kata Cungkup bersal dari kata cukup yang berarti selesai. Cungkup adalah bangunan yang dibangun diatas makam orang yang telah meninggal selama 1000 hari. Tajug / Tajub adalah rumah ibadah bagi orang – orang Jawa. Ketika Agama Islam telah masuk ke Jawa fungsi tempat ibadah tersebut adalah sebagai Masjid, Mushola / Langgar yang digunakan untuk salat, mengaji, dsb. Bentuk Tajug / Tajub adalah bentuk masjid khas masyarakat Jawa dan berbeda dengan bentuk masjid di belahan dunia lain. Karena bentuk tersebut menyesuaikan dengan lingkungan, tradisi, dan budaya masyarakat setempat. Secara umum Tajug / Tajub ini memiliki bentuk yang sama dengan Joglo yaitu dengan denah ruangan bujur sangkar serta beratap brunjung yang tinggi menjuang serta bercirikhas memiliki konstruksi “Tumpang Sari”. Namun perbedaannya pada Joglo Atap Brunjung pada dua sisinya berbentuk trapesium sedangkan pada Tajug / Tajub keempat sisi atap Brunjungnya berbentuk segitiga dan lancip. Bentuk tersebut memiliki arti sebagai lambang Keabadian dan Keesaan Tuhan.
Dalam Tajug / Tajub dibagi dalam beberapa ruangan yang memiliki fungsi sebagai berikut :
1. Mikrab
Tempat pengimaman untuk khotib memimpin ibadah.
2. Liwan
Ruangan untuk seluruh umat yang mengikuti ibadah.
3. Serambi / Emper
Tempat ibadah seperti Liwan dan terletak diluar dinding masjid digunakan apabila Liwan telah penuh.
4. Ruang Wudhu
Sebagai tempat untuk wudhu. Didesa tempat wudhu biasanya ditempatkan pada padasan ( kolah / kolam ).
5. Pekiwan
Kamar mandi disediakan untuk para jamaah biasanya letaknya dekay / menjadi satu kesatuan dengan Ruang Wudhu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar